Dalam audiensi tersebut, pengurus DPD IWOI Jombang pertama memperkenalkan keberadaan IWOI Jombang ke masyarakat luas, terutama kalangan stakeholder di wilayah Jombang, termasuk pejabat Kemenag Jombang sendiri. "Terimah kasih banyak kami sampaikan kepada jajaran pejabat Kemenag Jombang yang sudah mengakomodir niat baik pengurus IWOI Jombang diterima dalam rangka menjalin silaturahmi antara pengurus IWOI dengan Kemenag. Kedua, agar Kemenag Jombang tahu dan mengenal apa itu organisasi IWOI. IWOI organisasi nasional yang memiliki kepengurusan tingkat pusat, propinsi dan daerah di Indonesia yang sah berbadan hukum," papar Ketua DPD IWOI Jombang Agus Pamuji mengawali pembicaraan dengan Kepala Kamenag Jombang Muhajir mengenai IWOI di Kota Santri Jombang yang baru terbentuk enam bulan ini.
Lebih lanjut Agus Pamuji menyebutkan, IWOI dibentuk dan didirikan di Indonesia 2018 lalu, tujuan utamanya mengakomodir kepentingan sejumlah wartawan media siber online Indonesia yang diatur dalam AD/ART Organisasi IWOI dan garis-garis kebijakan IWOI, di mana IWOI secara kelembagaan memberikan advokasi di bidang hukum, pendidikan, kesejahteraan serta peningkatan kualitas SDM bidang jurnalistik, agar wartawan media siber online di bawah naungan IWOI dalam melaksanakan tugasnya bisa menjaga marwah organisasi, memiliki integritas yang baik, kredibel dan akuntabel. Terpenting lagi, para anggota jurnalis media yang tergabung di IWOI dalam bekerja harus taat terhadap UU RI tentang Pokok Pers No 40/1999 serta menjujung tinggi azas Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
"Karena itu, kami harapkan pertemuan yang baik dengan Kemenag ini bisa terjalin komunikasi yang intens, kemitraan dan sinergitas dalam rangka mendukung visi-misi dan program pembangunan yang dilaksanakan bupati dan wakil bupati Jombang, yaitu mewujudkan Jombang Kota Santri lebih maju, unggul, berkembang, adil, makmur dan sejahtera. Sementara itu, Kepala Kamenag Jombang Muhajir menyambut baik kunjungan pengurus DPD IWOI Jombang untuk mengenalkan organisasi IWOI. Menurut Muhajir, dalam sebuah forum silaturahmi seperti ini yang penuh makna. "Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang temu kangen antara insan pers dan pemerintah, tetapi juga penegasan komitmen Kemenag untuk membuka ruang kolaborasi dan memperluas pemahaman publik terhadap layanan keagamaan yang lebih menyeluruh," tutur Muhajir, pria bersahaja dengan joke-joke segarnya itu.
Dalam sambutannya, Muhajir menekankan, institusi yang dipimpinya tidak sebatas menangani aspek-aspek ritual keagamaan, melainkan juga menjalankan fungsi pelayanan publik lintas sektor yang menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung.
“Kemenag bukan hanya mengurus pernikahan atau ibadah haji. Kami juga bertanggung jawab atas zakat, wakaf, pembinaan keluarga, pemberdayaan ekonomi umat, bahkan pelayanan digital. Ini yang sering kali belum diketahui secara luas oleh masyarakat,” ujarnya.Ia mencontohkan, bagaimana persepsi terhadap Kantor Urusan Agama (KUA) masih terbatas pada urusan pernikahan. Padahal, KUA adalah ujung tombak pelayanan yang strategis dan vital bagi kehidupan beragama masyarakat.
“Program revitalisasi KUA sedang kami dorong agar lembaga ini bisa tampil sesuai jati dirinya—bukan sekadar kantor urusan asmara, tetapi pusat pelayanan keagamaan masyarakat,” tambahnya.Karena itu, Kemenag Jombang juga mengakui pentingnya peran media sebagai jembatan informasi antara pemerintah dan masyarakat. Namun, hingga kini tantangan utama masih terletak pada terbatasnya anggaran publikasi.
“Kami rutin mengusulkan anggaran publikasi ke pusat setiap tahun, tetapi belum pernah disetujui. Padahal kami ingin bermitra secara formal dengan media, agar masyarakat mendapat informasi yang benar dan utuh tentang tugas kami,” paparnya.Meski demikian, lanjut dia, Kemenag tetap menyatakan keterbukaannya bagi awak media yang ingin menggali informasi atau meliput program-program kerja. Bahkan, pihaknya sering menerima kunjungan spontan dari jurnalis yang mencari informasi publik secara langsung. Dalam forum ini pula, Kemenag Jombang memperkenalkan tagline internalnya: SANTRI—akronim dari Sat-set, Amanah, Nyata, Tepat, Responsif dan Informatif, sebagai bentuk semangat transformasi pelayanan publik berbasis digital dan transparan.
“Ini adalah identitas pelayanan kami. Masyarakat tidak boleh menunggu lama. Semua layanan harus cepat, tepat, dan bisa dipantau secara terbuka,” tegasnya.Kunjungan IWOI dinilai sangat strategis, bukan hanya sebagai silaturahmi kelembagaan, melainkan juga sebagai langkah awal membangun ekosistem informasi yang sehat dan sinergis antara Kemenag dan insan pers.
“Kami harap sinergi ini terus berlanjut. Media adalah mitra strategis dalam menjaga citra dan akuntabilitas lembaga,” urai Muhajir.
foto : istimewa for kabarjatim
teks foto : Pengurus IWOI Jombang bersama Kepala Kantor Kemenag Muhajir tengah dialog interaktif mengenai tupoksi serta peran Kemenag dan tugas-tugas jurnalistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar