"Bapak lihat sendiri kan, hanya berupa tumpukan material pasir, batu bata dan semen. Sedangkan pilar besi penyangga untuk dinding saya cari utangan. Belum lagi bayar tukang sama kuli dua orang saya sendiri. Ongkos tukang per hari Rp140 ribu, kuli Rp120 ribu. Bantuan perangkat desa uang 5 juta berupa material pasir satu rit, bata ringan 4 kubik, semen 21 sak tidak cukup," tutur Poniti polos.
"Dari mulai dibongkar sampai sekarang tidak ada perangkat desa datang ngecek ke lokasi. Saya bingung ini pak, terus bagaimana kelanjutannya kok dibiarkan," urai Poniti dengan tatapan matanya yang kosong. Salah seorang keluarga Poniti yang setiap harinya berkumpul sangat berharap kepada pejabat Pemkab Jombang agar rumah saudaranya itu segera dituntaskan hingga bisa ditempati lagi dengan aman dan nyaman. Dalam berita sebelumnya, Poniti janda yang ditinggal meninggal suaminya ini, selama hidupnya tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, selain hanya mengandalkan buruh tani di sawah milik tetangganya jika musim tanam atau musim panen, Poniti baru dipanggil untuk bekerja sebagai buruh tani.
Selain itu, ada tetangga Poniti yang dermawan memberikan bantuan paket sembako, tiap tahun Poniti juga dapat bantuan langsung tunai dari pemerintah pusat lewat transfer ATM Merah Putih. Mengenai tempat tinggalnya pun, Poniti hanya bisa pasrah melihat kondisi rumahnya yang tidak layak dihuni dibiarkan begitu saja yang tampak berantakan, seperti atap genteng banyak yang rusak di sana sini ditutupi terpal plastik, tiang penyangga bambu rumah sudah lapuk dimakan rayap, dinding-dinding anyaman bambu juga sudah rusak dimakan usia, lantai tanah, dapur dan ruang dalam rumah tanpa ada sekat pemisah, sehingga saat hujan deras dan angin kencang bisa saja ambruk seketika. Namun, sangat bersyukur Poniti bersama anak-anaknya yang tinggal jadi satu ini masih dilindungi ALLAH SWT. Penderitaan Poniti tak lagi menahan beban berat selama bertahun-tahun, setelah berita viral di media massa dan medsos mengenai kondisi rumah sang janda lansia membuat sejumlah pihak turun langsung mendatangi rumah Poniti, Kamis (19/6/2025).
Mulai Bupati Jombang H Warsubi, Wabup Gus Salman, Sekda Agus Purnomo, Ketua DPRD Hadi Atmaji, kepolisian Polres Jombang serta beberapa ASN mendampingi rombongan Bupati menemui Poniti di rumahnya yang terletak di pinggir jalan Desa Semanding yang banyak dilalui kendaraan. Bahkan, Camat Jogoroto dan Kepala Desa Sumbermulyo turun juga menemui Poniti melihat kondisi rumahnya, yang sebelumnya bertahun-tahun pejabat di Jombang ini tidak melihat ada warganya yang mengalami kondisi seperti itu, kini Poniti pasrah sambil berharap ada kelanjutan rumahnya dibangun baru. Sementara itu, awak media ini mendatangi perangkat Desa Sumbermulyo, Selasa (1/7/2025) siang guna mendapatkan informasi mengenai nasib rumah Poniti selaku warganya, sayangnya kades dan staf Kesra yang ditemui tidak ada di tempat.
"Pak kades keluar Pak. Bagian kesra juga tidak ada di kantor. Saya tak punya kewenangan memberikan keterangan soal Bu Poniti," tukas salah seorang staf kantor desa tersebut. Sementara berita ini diturunkan menyebutkan, kelanjutan renovasi rumah Poniti tetap diselesaikan hingga Poniti bisa menempati kembali rumah miliknya satu-satunya ini. (gus)
foto : agus pamuji/kabarjatim
teks foto : Rumah tidak layak huni yang ditinggali Poniti saat dikunjungi rombongan Bupati Warsubi sebelum direnovasi total. Tampak rumah Poniti tahap renovasi sekira 20 persen berupa pondasi dan dinding kamar dan penyekat ruangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar