![]() |
Kabiro Jombang Agus Pamuji bersama Yunus Abdurahman |
"Sepeda ontel yang saya pakai ini dipinjami kawan baik saya. Uang 100 ribu juga masih utuh," ucapnya lirih. Sebelum berangkat, ia terlebih dahulu minta doa restu orang tuanya serta ijin istri. Dari keluarganya itu setelah mendapat restu dan dukungan, Yunus mulai mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Ia mulai start dari Desa Kasembon, Malang 7 Juli 2022, sebelumnya sempat mampir dulu di Ponpes Midanut Ta'lim, Desa Mayangan, Jogoroto selama 3 hari, kemudian tanggal 10 Juli melanjutkan perjalanan naik sepeda ontel ke Jakarta, Batam, Singapura, Pakistan dan seterusnya. Ketika harus istirahat karena lela di malam hari, Yunus mendatangi masjid ke masjid untuk istirahat dan salat. Terkadang Yunus dimintai jamaah masjid untuk berdakwah usai salat. Meski bekal uang yang dibawanya itu tak memadai, Yunus mengaku sangat bersyukur mendapat bantuan dari warga selama di perjalanan.
"Entah dari mana, tiba-tiba saja ada orang menghampiri saya ngasih bantuan. Ya, banyak yang bantu tapi saya tolak. Yang pasti, semuanya itu ALLAH berikan kemudahan dan kelancaran," ucap pria lulusan SMK Dwija Bhakti (STM Dwija Bhakti) Sengon, Jombang ini. Ia melanjutkan kisahnya, saat tiba di Pakistan hendak menuju Oman, sepeda ontel yang ditumpangi ada kendala penyeberangan, sehingga terpaksa naik pesawat sampai tiba di Oman.
"Sepeda ontel saya titipkan di rumah orang di Pakistan. Ada orang baik mbarengi (mengajak) saya naik pesawat. Alhamdulillah, saya dinaikkan pesawat sampai di Oman. Dari Oman ke Arab Saudi saya tempuh jalan kaki berjarak sekitar 500 km, belum lagi menuju Makkah perlu perjalanan lama lagi dengan jarak tempuh sekitar 1.800 km," tutur Yunus. Kemudian dari Oman ke Arab Saudi kembali jalan kaki. Tiba di Arab Saudi ia belum ada niat ibadah haji, karena masih menunggu 3 bulan lagi setelah Ramadan.
"Saya masuk kota Makkah 19 April 2023. Tiga bulan menunggu di Makkah sampai selesai puasa Ramadan, baru niat menunaikan haji," papar Yunus, alumni Universitas Hasyim As'ari (Unhasy) Tebuireng Jombang ini. Selama di Arab Saudi, lanjutnya, ia menginap dari hotel ke hotel selama 3 bulan. Yunus mengaku bersyukur saat tiba di Kota Makkah disambut hangat oleh petugas haji Kemenag RI Makkah, karena saat itu ada pertemuan pengurus NU sedunia di Makkah. "Waktu saya lapor ke petugas haji Indonesia di Makkah ada pertemuan pengurus NU sedunia, saya disambut baik lalu dipersilakan gabung bersama kloter haji asal Indonesia. Kelengkapan haji saya juga dipenuhi," tutur Yunus dengan mata berkaca-kaca, karena rasa syukurnya ALLAH berikan kemudahan dan kelancaran. Petualangan bapak anak satu yang berprofesi sebagai guru SMA di Jombang ini selain menghadapi badai gurun pasir di Oman yang ganas, ia juga dihadang seorang preman jalanan. "Saya pikir orang ini datangi saya mau apa, ee sekalinya minta didoakan. Ya, saya bantu doa, setelah itu orangnya pergi," tutur Yunus.
Ditanya apa hikmah yang didapat selama melakukan perjalanan spiritual dari Jombang (Indonesia) ke Makkah, Yunus menuturkan, misi dakwah yang dilakukannya itu sebuah momentum penting yang dijalani selama 40 hari mendatangi tiga masjid besar yang sangat istimewa sebagai simbol persatuan umat Islam seluruh dunia. Banyak umat muslim yang ia temui, dari segi amaliahnya memang berbeda-beda, tapi mengenai syahadatnya sama, kiblatnya pun sama, hanya beda tata cara beribadah karena mengikuti mazhab masing-masing dan semuanya adalah saudara sesama umat Islam. "Saya menjalani tirakat sunnah 40 hari mendatangi tiga masjid yang sangat istimewa, baru dua yang sudah saya kunjungi, Masjid Nabawi Madina dan Masjidil Haram Makkah, tinggal satu lagi masjid di Palestina yang belum saya kunjungi, yaitu Masjid Al Aqsoh. Insyaallah, saya rencana berangkat lagi Juni tahun ini, kira-kira tanggal 23 Juni. Tujuan saya selain menunaikan haji, juga ingin mendatangi Masjid Al Aqsoh di Palestina," ujarnya penuh yakin dirinya bisa berangkat dengan tetap membawa sepeda ontel. Bahkan, perjalanan kedua nanti ini Yunus memperkirakan ada 23 negara yang dilalui, di antaranya China, Vietnam, Kamboja, Thailand, Myanmar, Laos, Benua Eropa, Kuwait dan Iran sampai tiba di Makkah Tahun 2027 mendatang. Yunus mengingatkan, betapa pentingnya perjalanan spiritual relegi ini harus berangkat dari niat awal yang tulus ikhlas hanya berharap ridho ALLAH SWT. Pasalnya, selain dirinya melakukan seperti itu, banyak juga orang melakukan perjalanan haji mandiri lewat jalur darat, sayangnya di pertengahan belum sampai tiba di Kota Suci Makkah tidak berhasil.
"Ada orang niatnya sama seperti saya berangkat haji sendirian lewat jalur darat, tapi baru masuk wilayah Sumatera gagal kembali pulang ke rumah. Dia berada di Sumatera sekira 3 tahun belum sampai tiba di Makkah kembali pulang, karena putus asa. Jadi, segala sesuatunya harus dipersiapkan secara matang, baik soal niatnya maupun fisik dan mental. Termasuk bekal seperlunya yang harus dibawa. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur niat dan keiinginan saya ALLAH SWT kabulkan, pulang ke rumah dengan selamat pakai sepeda ontel," tutup Yunus. (agus pamuji)
foto : istimewa for kabarjatim
teks foto : Yunus menaiki sepeda ontel saat tiba di Thailand hingga tembus ke Makkah menunaikan ibadah haji akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar