Minggu, 09 Mei 2021

Desa Berdaya Literasi Teknologi di Tengah Pandemi

 ALIT - YABB Luncurkan Program Bersama Cerdas Merdeka Belajar

Program Bersama Cerdas Merdeka Belajar yang digagas ALIT kerja sama YABB (ist/kg)
DALAM rangka merayakan Hari Pendidikan Nasional dan mendukung terpenuhinya hak pendidikan anak di tengah pandemi Covid-19, ALIT Indonesia sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang perlindungan anak bekerja sama dengan Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) organisasi non profit yang didirikan oleh Gojek pada tahun 2020, meluncurkan program Bersama Cerdas Merdeka Belajar.

Dalam program ini, YABB mendonasikan 94 desktop dan 19 laptop bagi anak-anak dan remaja di 10 lokasi di tiga provinsi : Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasi yang dipilih merupakan wilayah dampingan ALIT Indonesia yang telah melaksanakan Merdeka Belajar di wilayah masing-masing.

Direktur Eksekutif ALIT Indonesia, Yuliati Umrah, menjelaskan Merdeka Belajar merupakan solusi di saat sekolah masih belum dibuka secara normal. Lebih dari setahun, sejak pandemi di Indonesia, anak-anak tidak lagi bisa menikmati pendidikan langsung sekolah. Di wilayah-wilayah dampingan ALIT terutama di desa, pembelajaran online belum cukup memenuhi kelengkapan pendidikan bagi anak. Terlebih lagi para orang tua di rumah tidak banyak dibekali pendidikan di rumah, terbiasa hanya dengan pendidikan di sekolah.

Sejak Juli tahun 2020, ALIT sudah memulai Program Merdeka Belajar di wilayah dampingan. Para relawan ALIT di berbagai wilayah membuka kelas belajar informal dan bimbingan belajar di desa-desa yang menjadi dampingan ALIT Indonesia.

Di masa pandemi ini, desa menjadi fokus yang paling memungkinkan sebagai solusi pemulihan bangsa. Semua sumber daya alam Indonesia ada di desa. Maka, anak-anak desa harus menjadi tuan rumah bagi desa mereka sendiri.

“Dalam program Merdeka Belajar, ALIT juga menitikberatkan pada potensi desa dengan laku kebudayaan lokal yang sarat nilai luhur. Dari nilai kebudayaan itu, anak-anak bisa belajar dan melindungi dirinya sendiri dari berbagai pengaruh negatif dan memaknai potensi desa untuk maju,” kata Yuliati Umrah.

Sementara itu, Chairwoman YABB, Monica Oudang, menyampaikan setiap individu generasi muda punya hak yang setara untuk mendapatkan akses pendidikan demi mewujudkan generasi bangsa yang tangguh. Hal ini perlu ditopang dengan kemampuan dan keahlian yang tidak hanya diperoleh dari sistem sekolah formal, tetapi sistem pembelajaran di luar sistem formal dengan dukungan teknologi digital. Meski tengah berada di masa pandemi, anak-anak dan remaja tidak boleh kehilangan akses pendidikan. Mereka perlu didukung dengan kemampuan literasi digital yang memberikan mereka kebebasan berkreasi mendapatkan asupan pengetahuan dari mana saja. Yayasan Anak Bangsa Bisa dalam hal ini mendonasikan perangkat komputer yang diharapkan mampu menjawab tantangan pembelajaran generasi muda, termasuk anak anak di seluruh Indonesia.

Donasi komputer dan laptop yang diserahkan YABB kepada ALIT Indonesia diperuntukkan bagi 717 anak dan remaja di Surabaya, Pasuruan (Desa Palangsari dan Ngadiwono), Malang (Desa Bulukerto dan Balesari), Jember (Desa Klungkung), Banyuwangi (Desa Kaliploso), Bali (Desa Tampaksiring), dan Flores (Desa Sikka dan Ladogahar). Dengan donasi ini, diharapkan anak-anak dan remaja desa di wilayah dampingan ALIT Indonesia  mampu meningkatkan literasi teknologi dan mendorong penggunaan teknologi digital dalam pemajuan kebudayaan desa yang bertujuan peningkatan akses pendidikan dan ekonomi kreatif masyarakat desa.

Ke depannya, penggunaan teknologi ini akan terus dikembangkan melalui peningkatan kapasitas remaja dalam mengolah potensi desa sehingga terbuka ruang peningkatan ekonomi dengan menggunakan aplikasi teknologi.

Dalam seremonial  launching program ini, Selas (4/5) diselenggarakan diskusi melalui zoom metting dengan tema Literasi Digital dan Pengembangan Daya Generasi Muda, menghadirkan Bito Wikantosa, SS., MHum (Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), IGA Anom Astika (Staf Khusus Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI), Monica Oudang (Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa),  Rakai Kurmavatara (Program Manager ALIT Indonesia),  Amanda Witdarmono (Chief of Teachers Initiatives Zenius) dan dimoderatori oleh Annisa Ainur Rahma (Duta Nasional Dewa Dewi Ramadaya).

ALIT Indonesia adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang perlindungan anak. Berdiri sejak 1998 di Surabaya dan saat ini tengah bergerak untuk program Desa Wisata Agro dan Desa Wisata Industri yang Ramah Anak dan Berkebudayaan (DEWA DEWI RAMADAYA). Program ini didukung pula oleh Die Sternsinger (Germany), Schmitz Stiftungen (Germany), Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Kebudayaan RI, Kadin Jawa Timur dan Universitas Airlangga.

Yayasan Anak Bangsa Bisa merupakan organisasi non profit yang didirikan oleh Gojek pada tahun 2020 dengan tujuan mendukung komitmen Gojek dalam melaksanakam misi sosial kemanusiaan melalui program  respons yang ditujukan bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19. YABB kemudian meneruskan misi untuk mendukung penguatan kapasitas generasi muda dan masyarakat Indonesia menjadi komunitas masyarakat Indonesia yang sejahtera, berdaulat dan tangguh menghadapi tantangan masa depan.  (*/ps/kg)

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEWS UPDATE

SPACE AVAILABLE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM